10 Jul 2022

Shuta Sueyoshi look.2

Pikirin sendiri adalah tenaga penggerak
Hal yang ditempa setiap hari terwujud sekejap

Shuta Sueyoshi selalu memukau orang yang melihatnya melalui tarian, nyanyian, dan pelafalan lirik. Dari dunia yang penuh warna hingga sosok yang gelap dan cantik, ia dapat dengan bebas mengekspresikannya. Ini adalah komitmen dan perasaannya terhadap pertunjukan panggung. Selain itu, ia berbicara tentang apa yang ingin ia lakukan sejak kecil.

Shuta Sueyoshi adalah orang yang menunjukkan kreativitasnya sebagai seorang penyanyi, penari, dan bahkan perancang busana. Masa kecil seperti apa yang ia habiskan hingga ia terus melakukan berbagai aktivitasnya? Hal apa yang ia sangat gemari ketika ia kecil? “Awalnya saya suka menggerakkan badan ke sana-sini. Saya jago olahraga dan bersepeda. Saya juga suka olahraga side-riding seperti skateboard dan selancar. Saya berlatih sambil bermain bersama teman-teman bila pergi ke taman di dekat rumah. Saya belajar tentang tarian jalanan dari pertemuan dengan grup tari di sana. Saya benar-benar terpesona karena mereka melakukan gerakan akrobatik sungguhan sehingga saya melihat dan mencoba menirunya dengan berlatih di atas tempat tidur.”

Ia tertarik pada fashion saat berusia 17 tahun ketika ia pindah ke Tokyo. Ia mengambil berbagai majalah fashion, mengumpulkan informasi dari setiap sudut, dan menjadi asyik di dalamnya. “Ketika saya menemukan detail dan desain yang saya suka, saya menemukan suasana seperti apa yang saya suka. Sebelum saya datang ke Tokyo, saya berselancar jadi saya memakai merek selancar dan saat saya menari, saya menyesuaikan dengan gaya penari. Saya pikir itu saya merupakan orang yang fasihon kesukaannya berubah tergantung pada apa yang saya gemari dan gaya hidup.”

Kali ini, yang dikenakan Shuta Sueyoshi dalam look.2 adalah padu padan celana bermotif api sebagai karakter utamanya. Intinya adalah sepatu bot pendek dari sol karet. “Celana seperti nylon track pants itu menyegarkan dan saya menemukan hal baru dalam padu padan yang mengejutkan dengan baju atasan. Baju atasan itu sendiri memiliki desain yang sederhana, tetapi bentuknya sangat indah. Saya pikir ini mudah untuk dicocokkan dengan bawahan apa pun. Item yang saya kenakan kali ini memiliki desainnya sendiri, tetapi kualitasnya tinggi sehingga saya pikir semuanya akan cocok dengan item lainnya.”

Dikatakan bahwa Sueyoshi baru pertama kalinya memakai pakaian Onitsuka Tiger, tetapi ia menyukai sepatu Onitsuka Tiger. Dia sering memakainya sebagai kostum panggung. “Saya menari dengan keras di atas panggung namun sepatu ini mudah digunakan untuk menari. Ketika saya memakai celana panjang dengan nuansa seperti orang dewasa, saya tidak bisa menari dengan sepatu kulit yang keras atau berat. Saya tidak bisa melukai kaki saya karena saya melakukan banyak pertunjukan.
Sepatu Onitsuka Tiger lembut dan ringan. Ketika saya memakainya untuk pertama kalinya, saya berpikir, ‘Oh, kalau dengan ini, saya bisa menari dengan sekuat tenaga’.”

Tahun ini, DVD “Shuta Sueyoshi LIVE TOUR 2020 -prêt-à-porter-“, yang merupakan visualisasi dari final tur, akan dirilis. Ketika berbicara tentang kostum panggung, kita bisa melihat wajah para penari dan penyanyi. Kinerja adalah hal yang terutama di atas panggung. Karena ada juga pandangan dunia yang tercipta dalam keseluruhan tur, kostum diputuskan dengan berkonsultasi dengan penanggung jawab kostum. Fashionability juga penting, tetapi dari sudut pandang orang yang berlaga di atas panggung, kemudahan bergerak dan bernyanyi adalah prioritas utama, dan kostum tidak akan dipilih hanya karena keren dan menggemaskan.

Mengenai moto dalam melakukan kegiatan bermusik, ia berkata “Jangan membuat sekat atau batasan dalam berekspresi. Berikan saja masukan pada karya yang dirasa suka dan dirasa enak dengan pikiran bebas. Pengalaman sedikit demi sedikit setiap hari terakumulasi dan membentuk manusia. Berdasarkan itu, selama ini mungkin saya telah mengambil pendekatan seperti ini, tetapi berikutnya saya ingin coba mengubahnya sedikit. Saya menantikan hal seperti apa yang akan lahir ketika pengalaman dan tantangan berpadu satu sama lainnya.” Hal yang sama berlaku untuk gerakan gaya bebas di depan kamera yang ia tunjukkan dalam pemotretan hari ini.

Untuk meningkatkan ekspresi dan kreativitas, ada juga hal yang ia praktikkan setiap hari. “Suatu hal saya lihat dari berbagai sudut pandang. Misalnya, jika ada pemandangan dengan matahari, air terjun, dan hutan, saya mencoba untuk melihat pemandangan seperti apa yang dapat saya peroleh bila saya fokus pada matahari, air terjun, atau hutan. Selanjutnya, saya membayangkan gambar seperti apa yang dapat saya tangkap bila saya memotretnya dengan kamera atau bila saya meninggalkannya dalam bentuk film. Saya juga suka pergi ke museum, dan apa pun yang saya lihat, saya memikirkan apa yang akan saya lakukan dengan hal itu.” Benar-benar cita rasa seorang artis dari akar. Ia mengatakan bahwa kekuatan pendorong di balik aktivitas itu adalah pikirannya sendiri. Apa yang Anda lihat dan dengan siapa Anda berbicara, itu semua akan terhubung dengan pengalaman sendiri selama bertahun-tahun dan pertanyaannya adalah apa yang harus diungkapkan dalam sekejap.

Terakhir kami bertanya kepadanya yang memiliki sifat stoik tentang apa yang ingin ia lakukan di masa depan. “Saya ingin melakukan selancar tanpa batas jika semuanya boleh saya lakukan. Rasa ingin tahu saya meluap karena penasaran seperti apa rasanya mengendarai ombak buatan sepanjang waktu.” Kegemarannya terhadap side-riding pun masih ada hingga saat ini. Ia pun mengatakan bahwa bila memungkinkan, ia ingin mencoba sky diving. Sikap selalu mencari stimulus baru juga terpancar dalam hobi pribadinya.


Direction : Shinsuke Nozaka
Photo, Movie: Yoshiaki Sekine (SIGNO)
Stylist : Hideo Suzue
Hair & Make up : Maki Sato
Text : Aika Kawada

Sueyoshi Shuta

■Profil
Ia memulai serius kegiatan solonya pada bulan Mei 2017 dan lagu asli “Switch”, “Sad Story” dan “to.ri.ca.go” dirilis pada bulan yang sama dengan distribusi terbatas. “Switch” menduduki peringkat lagu iTunes No. 1 di Jepang, Taiwan dan Hong Kong. “Byoushin Re:time” yang dirilis pada bulan Oktober di tahun yang sama juga menduduki peringkat pertama dalam tangga lagu J-Pop Jepang, Taiwan, dan Hong Kong. Ia menyelenggarakan tur live nasional pertama dengan album pertamanya “JACK IN THE BOX” yang dirilis pada tahun 2018. Pertunjukan terakhir, yang merupakan hari terakhir, diadakan di Nippon Budokan, dan karya videonya yaitu “Shuta Sueyoshi LIVE TOUR 2018 -JACK IN THE BOX- NIPPON BUDOKAN” menduduki peringkat 1 di chart DVD.
Pada tahun 2019, ia merilis album ke-2 “WONDER HACK” dan mengadakan tur live nasional dengan judul yang sama. Pertunjukan terakhir berakhir di Makuhari Messe selama 2 hari. “HACK”, yang juga merupakan lagu yang dimasukkan ke dalam album ke-2, semakin menarik perhatian dengan jumlah total penayangan TikTok bulanan melebihi 100 juta tayangan pada Mei 2020.

Selain aktivitas keartisannya, ia memperluas jangkauan aktivitasnya dengan mendirikan merek pakaian “Armillary.” dan membuka saluran YouTube yang terutama memperbarui video dari game yang dimainkan secara langsung, dll.